welcome to my blog

cmlekum semua makhluk bumi.......
aku hanyalah manusia biasa yang tak terlalu bisa utarakan kata-kata
karena itu adakalanya aku rasa tak juga bisa
menganugerahi rasa tertinggal saja
semoga blog ini berguna
bagi kalian semua
dah dulu ya....
jangan lupa....
kasih coment dong ya....
please ya....
kebanyakan ya...
maklumin dech...

Senin, 20 Juli 2009

sajak-sajak Noviade Jusman

Sajak-Sajak Noviade Jusman

Malam ini,di rumah kecil ini

Bintang terkepung oleh cahaya sabit
Sabit berkilau sungguh indah
Gemerlap langit di penungguan tempat lubang gelora
Membagi akan yang digundahkan
Malam ini,aku berada di rumah kecil ini
Jauh terletak dari wajah kota gila
Dekat terletak jika tak ada yang menghalanginya
Aku sabar mengagungkan yang telah didapat
Aku amat sejahtera di dasar lantai rumah ini
Aku dapat mengikat asa di jariku
Karena itu,malam ini disini begitu sepi
Akankah sepi ini mampu mengulangnya lagi
Bersama gairah bangkitnya aku
dari lelapnya kebuntuan inginku
ingin agar bisa tetap di rumah kecil ini agar bisa seterusnya begitu
Digelapnya malam di rumah kecil ini
Kecilnya ukurannya mengalahkan semua
Semua rumah yang raksasa darinya
Raksasa tapi tak ada kesunyian seperti yang dihadirkan rumah ini
Yang mungil dan sunyi senyap




Bualan di atas tega

Inikah balasan untuk sebuah tingkah
Begitukah namanya akan jawab ragu
Beginikah cara semua harap tak ada
Yang sudah kudapat selalu dan biasanya
Ku peroleh untuknya
Hingga janjiuntuk setia bualan jenaka
Yang melukis luka di pundit tulangku
Hampir saja kudapat hanya cuma
Dan kosong tak berisi
Tak berisi di gelas hidupku
Kini,ku tersua lagi dengan bualan itu
Bualan di atas tega ini
Sudah melekat di kelopak mata yang bosan
Melihat alam dan menitikkan air mata sesal
kuputuskan juga
Dia tak penting untukku
Tega dan tega
Mengapa tak mati saja
Hatiku ini karena ku tak mampu
Selalu menunggangi bualan di atas tega dari dia


Pagi ini, amat sunyi

Berawal dari langkah jalan yang membawaku kesini
Untuk menginngat jerih yang telah mereka beri
Mereka yang tersenyum padaku sedari kecil
Ku tiba juga di gerbang penantian harap
Dan kumasuki segala yang kurasa telah terlambat
Terlambat karena salah langkahku
Sampai juga aku dan duduk menunggu
Ia tak kunjung tiba karena alasan yang bisa
Diterima oleh akal sehat roh manusia
Membuat jadinya aku sunyi menyendiri
Tak juga kumasuki
Ghaibnya semua hal itu untuk menghapus sepi
Pagi ini,hati amat sunyi
Sunyi senyap dan tak terlampaui
Kumohon agar pagi esok tak lagi sunyi
Aku tak mau pagiku luluh
Karena hanya karena sosok dia
Dia yang dari tadi tak tampak jua

Esok,aku melewatinya

Esok,aku akan melalui rintangan liku hidup
Dingin beku untuk kupikirkan esok amat janggal
Hingga yang terbayang hanyalah sebuah kawat di pagar nestapa
Tepatnya dalam rumah gantungnya organku
Rintangan itu mengangkat gerak jemari kakiku
Untuk melangkah pergi jauh dari pandangannya
Ia yang jenuh selalu ku tampak
Esokpun harus tetap ku bawa ke kehidupan nyata
Bila tak ku bawa
Tak tahu akan apa yang terjadi lusa dan lusa lagi
Karena itu,tetaplah aku berdiri tegak
Menatap di dermaga alunan nyanyian takut
Aku ingin dan aku impikan
Agar esok tak seperti yang digelisahkan
Agar esok menguatkan aku tetap bisa
Menantang surya di awal hari
Mengucap selamat tinggal di senja hari
Semoga saja…..
Itu ku ingin


Harapku bundaku

Di gersangnya hari tetap ia lalui
Di goyangnya penantian tetap ia ikuti
Bersama sejuta maaf ingin bibir ini terucap
Untuknya karena hanya menumpuk semua
Yang terbelit pada pikirnya
Ia adalah wanita tegar di hadapku
Ia adalah wanita terbaik di nyataku
Dan ia adalah wanita yang membawaku
Untuk menerawangi gemercik hidup
Di alam ini
Tapi kini ia
Ia bundaku
Sedang terbaring di atas kasur empuknya
Sesekali meminum air putih panas itu
Dan kadang ku dengar
Bundaku sedang merintih menahan perihnya
Hal itu yang membawanya untuk
Sementara waktu
Untuk sebentar saja
Bernapas lega karena bahunya tak lagi mampu
Tak lagi sanggup
Untuk tetap membawa beban berat itu
Sampai ke pintu bahagia
Ku harap bundaku lekas bisa
Untuk tak lagi hanya tertidur dan meminum air putih ini
Kuharap bundaku bersamaku
Untuk mereka
Bunda………..
Kuharap itu……….


Tak mengerti

Malam kemarin,aku tulis kata maaf untuknya
Kata maaf itu,ku tulis sebagai sesal yang kulakukan
Dan ia tak membalas kata itu
Aku masih tetap kuat katakana bahwa ia tak sempat
Hingga waktu berirama sesuai keinginannya
Aku lagi bertemu untuk bertemu dengannya
Apa yang terjadi?
Ia tak sapa aku yang menunggu pasti maaf ini
Apa aku begitu menyakitinya?
Apa aku begitu mengusiknya?
Aku tetap merasa bahwa ia malu untuk sebuah sapa
Tapi,aku juga begitu tuhan…..
Kadang kala,aku bosan jika selalu seperti begini
Aku dan ia yang biasanya
Selalu terbahak seusai yang terjadi
Selalu berbagi rasa sebelum mengertikah
Dan kini,semua itu
Adalah cerita yang jadi dokumen di kebiasaanku
Tiap detik dan tiap hari
Aku tak lagi berkata padanya
Ia yang kubangga
Ia yang kusayang
Aku tak mengerti
Mengapa jadi sejauh ini
Aku yakin…..
Tuhan tahu yang terjadi ini
Tuhan akan membantuku selesaikan ini

Aku dan arah hatiku

Pagi ini,aku mengikuti arah lambaian hatiku
Aku mengangguk bertanda iya padanya
Hatiku itu berkata akan yang diisyaratkannya
Ia ingin agar aku lekas pergi untuk hari biasa
Ku turuti yang ia katakan itu
Kujalankan yang ia masuki diarenaku
Tapi,aku tak tahu
Apakah hatiku itu benar-benar akan selalu
Apakah akan bersama naluri tak menentuku
Hari ini,hatiku membawaku ke tempat yang pilu
Karena kisah hari ini begitu pahit dan dalam
Hingga tak mampu untuk ku luap sesukaku
Hari ini,aku dan dia yang ku kenal
Sedang bertikai mengadu yang dipentingkan untk sebuah emosi
Apakah hatiku adalah lakon kepiluan hari ini?
Aku amat patuh pada hatiku
Karena dialah aku bisa berbuat yang mereka suka
Karena dialah aku bisa membuatyang tak ku duga
Hatiku terpisah jadi 2 keping didadaku
Dan itu adalah mauku
Untuk ikuti hatiku yang membantuku akan konflik hidup
Atau,
Untuk ikuti hatiku yang jatuhkanku akan konflik hidup

Selalu ada

Kujelajahi rasa di jiwa yang lunak
Ku termakan akan setia yang diberi olehmu
Kaulah yang menggoreskan indahnya tali kawan selama ini kucari
Disaat ku berada di jembatan masalahku
Kau selalu menggotongku agar dapat selamat
Disaat ku berada dilubang cobaan cekam
Kau selalu keluarkanku selamat
Bisakah agar kubuat agar semua yang kau beri kubalas?
Telah setengah hidupku karena sosokmu,kawan
Selalu ada di depanku
Selalu ada di sampingku yang bosan akan cobaan duka
Duka yang ku terima
Dan ku teriyaki bahwa
Kawan….
Kuharap gar rasa setia itu
Takkan pergi dari pribadimu
Dirimu yang begitu sangat
Seperti permata indah bekilau
Takkan kubiar kilauan setiamu redup
Hingga kilauan itu terkepung di ufuk hatiku
Dan kuteruskan agar kau tak goyah
Ku ingin kau katakan segera padaku
Semoga kudapat menguatkan dirimu
Agar tak goyah lagi hingga tetap berkilau
Kawan…
Sungguh kau selalu ada

Sesuatu itu

Embun pagi ini membangunkanku
Akan yang terdapat dalam anugerah hidup
Bintang malam ini melelapkanku
Akan sikap diri dalam silsilah
Dalam mimpi
Ku beranjak ke angan yang tak bisa diwujud
Karena ku tak akan lagi
Dapat melihat embun dan bintang itu
Kuhanya pinta tetap bisa
Hirup angin yang membawa pergolakan
Ku hanya sanggup kini berkata
Bahwa aku tersiram halangan itu
Dan terdiam agar semua terwujud
Ku tak akan bisa lagi
Dan tak sanggup lagi
Untuk mewarnai lagi arti hidup
Karena sesuatu itu yang membayangiku
Kupinta agar sesuatu itu tak lagi datang dan jauh pergi
Namun,ia datang lagi…
Sesuatu itu jangan kau buatnya berubah
Kumasih ingin menari dan bernyanyi di sisi kehidupan
Dan akhirnya tebangunlah aku dari mimpi ini
Sesuatu itu……………..
Adalah yang membawa cepat kembali
Pada-Nya dan tidur lelap
Bahagia bersama-Nya

Ingin terima kasih

Hampir saja semua yang diperbuat ini
Hanyalah harapan tampa sebuah jawab pasti
Setiap detik ku beri yang berharga untuknya
Namun,apalah yang kudapatkan ini
Malam selalu kurasaa begitu indah
Karena malam kulalui dengan canda bersamanya
Tapi,pada kehidupanku
Aku tak dapatkan akan yang kuingini
Perhatian ini terasaseperti sebuah noda
Sebuah noda yang tertinggal di dasar jantung tubuhku
Itulah gambaran diri untuk akan
Perjuangan yang terus dan terus
Ku lagi dan lagi tak dapati akan kata itu
Kata itu hanya kata sederhana
Yang terurai memberi makna manis
Yaitu terima kasih
Aku hanya butuh akan hal itu
Karena kata itu mewaklilkan yang kuperbuat
Bersama dirinya
Danku ingin dengar..
Terima kasih
Hanya itu saja

Tak apa

Dahulu……ingatanku
Adalah kenangan indah buatku dan buatmu
Dahulu….
Kita melepas lara bersama dan tak pernah lelah
Selalu menyatu
Dan dahulu.
Kita berjelaga di asa dan mimpi
Saat suka dan duka mengayun langkah bersama
Ingatanku buyar karena itu hanyas sebuah ilusi
Dan kini bayanganku inginkan lagi ittu
Kulihat kau dan dia yang baru
Telah berbagi yang dirasa
Aku tak penting lagi untukmu
Kau anggap aku sebuah mainan gerak
Dan kuterima semua dengan sesal tak henti didiri
Sobat…..
Mengapa kau tak lihat dahulu
Kita melayang tinggi bersama tangan dipundak
Dan ku harap
Jika itu adalah terbaik
Tak apa
Karena ku tahu
Bahagiamu
Juga bahagiaku

Masih

Menatap sore di senja petang
Agungkan yang telah ia cipta
Ku terbuai akan yang di tengok
Membagi cerita ku terbuai lagi
Oleh melodi panorama awan dan surya
Masih…..
Bisa kujelaskan
Apalah jiwa ini tenang jika tak ada yang dilakui
Oh…tak bisakah semua dirubah saja
Segera lekas ku memohon petunjuk-Mu
Allah…
Kabulkan doa ini

Gelora jiwa si anak pemulung

sampah berhias bau kotor lalat menerawang
berserak sesukanya membekas aroma bebas
si anak ambil dengan tangan hampa nyaman itu biasa
anak mengaduknya dan membawanya agar segera bisa
diletakkan dimana yang lain juga sepertnya
anak duduk membesit gelora jiwa inginkan
agar tak lekas bisa belajar bak anak lainnya
anak tersentak dipanggil ibunya
langsung coba makan seada didapat hari ini
anak terpukul alunan harap
agar tak hanya seperti begini
menyimpan gelora api semangat jwa
anak itu pikir tak akan bisa
hal terjadi karena ban pemulung disandangnya
hadapi kawat godaan
anak tetap giat mengais
mengais mimpi tak kunjung capai
bersama jawaban lembayung jerih

Cermin Kosong

mengalun goresan tinta rupa jelita
menampil imajinasi hilang logika jerit
pekikan anak memecah cermin luka
darah menguntai sekujur tubuh tetes letih
muka masam tampaknya cermin
cermin membuat mukanya hilang
jangka jalan terawang jauh
bagai tanam tak kunjung mengagung
cermin lalu laga bantu membayang sosok
sosok kosong tak tampak kini
mempuruk jalinan bibir tak sangka
si sosok kemarin masuk kejurang galian
terbujur lemah tak bersuara
si sosok didapat tlah tak bernyawa
membujuk cermin kosong tak ada dia
sosok membuat tangisan
seada tak ingat akhirnya
cermin ucap tinggal sosok tersenyum puas
bersama mereka pada khayalan

Kaki Berjalan Letih

serak kata terambang alasan menganga
miskin silih berujung tuju mengarah
kaki bermudi senandung letih
ketengah bayaran seorang pekerja
kaki tetap jalan tanpa kesal tertumpuk jua
terisap salut pada diri bodoh yang setia
menjadi tumpuan sebuah skenario terbantah
atas semua sikap biasa
kaki kini tak mampu lagi
lalu terseong kaki sandungan ancam
si kaki menganggap biarlah saja
baginya si kaki bantu letikhnya kobaran sakit
memuncak naik
memilih pilihan kaki atas tuannya
tuan menunjuk pada si kaki
bersihkan lumuran terjang korban asa tuan
tuan rasa bersalah terisap ragu
akan bunyi omong kosong
atau kaki terletih berjalan
nafsu tuan yang tak normal

Pecahan Bosan

larut bungkam pergi usap tawa
terbujuk rasa jawab biar berlaga
adzan zuhur diterbangi ingin bersemangati
debu ombak nyanyian cendrawasih terlupa juga
mengubar rasa cengang antah berantah
tangis diri rapuh berlari kejar
sisip lara menggambar not nada
melodi cakrawala terpecah belah
bak bumi terbungkus sejuta bingkisan bosan
ku terisak amat janggal tampak melati
melati kembang brkata loyo
pecahan bosan menggawangi ribuan tingkah
biar aku melepas nakalnya goda

Hamparan Kesal

mata menutup palingan tak inginkan
mear mengantar biar membengis
sembari merobek kepingan lama
butir berserak hilang dikerumuni asap hambar
memulih rasa pisau di tajamnya hidangan
hidangan terhampar keluh mengikut
melonggar terik bahaya kembali
melampau musnah kesal tertumpuk
bocah malang berserak suara tangis
halau musik istana tua
raja tidur racun diteguk ratu
seumpama hilang kata omong belaka
hasil mengalah sunyi merapat
akhir kini berubah melepas luka

1 komentar:

KUkaTAKAN semuaNYA dengan INi dan Ini

SEMUANYA HANYALAH TULISAN BIASA DARIKU

bllog ini hanya sebagai transportasi dariku utuk menulis,
kalau tak indah ku mohon maaf dengan sebesar hati

yang kupinta

pada mau khan berbagi yg pernah dirasa dan yg dilakuin
gabung di blog ini
selain semua bisa ngeliat apha sich sastra sebenernya disini
kita bisa juga kok cuhatan satu sama lainnya
but,kasih coment ya
di setiap entrinya
thanks